semprolSuasana kolokium (seminar proposal) resetku dihadapan pembimbing dan penguji yang sangat kompeten di bidangnya. Karena sudah terbiasa berbicara didepan umum, aku tidak terlalu merasakan canggung, gugup,ataupun grogi. Namun yang selalu menjadi kekuranganku saat presentasi adalah kurang menguasai presentasi 🙂

Ini adalah hari yang sangat kuimpikan sejak lama, kumulai sejak Juli 2016 merancang dan memikirkannya, barulah tanggal 27 Januari 2107 aku di acc untuk bisa menyampaikannya didepan sidang kolokium. Lebih dari satu tahun aku menjalani prosesnya dengan segala ujian dan kesabaran, entah berapa kali aku mengeluh dan menyayangi waktu yang serasa terbuang karena belum juga tampak jelas ujungnya. Berbagai persoalan hidup harus kutelan dan kujalani saja, pekerjaan yang tidak bisa kujalani dengan baik membuatku tak lagi punya penghasilan, aku juga harus memikirkan uang SPP yang tak lagi ditanggung. Disaat kebutuhan hidup lebih penting dibandingkan dengan kuliah yang juga belum berpihak ini, aku benar-benar merasa down dan pesimis bisa menyelesaikan apa yang sudah aku mulai ini (Curhat, agar kelak saat kubaca lagi, jadi ingat pernah sangat kesulitan memperjuangkan study :))

Cerita menjelang kolokium inipun pantas kuabadikan dalam catatan harianku ini. Bermula dari kesulitanku untuk membayar SPP, akupun mengurus surat penangguhan SPP ke Pascasarjana Unand, karena jika tidak mendaftarkan diri ke portal, aku tercatat BSS (Berhenti Study Sementara) dan artinya aku tidak bisa Kolokium semester ini, dan itu akan membuatku lama menyelesaikan kuliah ini. Dua hari aku bolak balik dari satu gedung ke gedung lain mengurusnya, uang panjar yang harus kubayar kudapatkan dari sahabat yang berkenan memberi”Hutang” dan mengadu ke Dosen. Hmm…aku tak punya cara lain, padahal hatiku amat remuk saat diri harus berkata “Tolong” pada yang lain, karena aku pernah di kondisi serba cukup saat menjalani usahaku, namun karena aku ingin juga menyelesaikan kuliah yang merupakan impian kedua orang tuaku, aku merelakannya untuk sementara, dan akhirnya aku menjadi orang yang ditangan dibawah(kondisi ini bukanlah posisi yang kuinginkan) aku sempat menyalahkan orang tua karena memilih jalan ini, padahal aku sudah punya kegiatan yang lebih membuatku berkembang (yaa…saat ini aku belum merasakan kuliahku ini membuatku berkembang, tapi kita tak pernah tahu dimasa depan). Satu hal yang terus aku yakini, bahwa Allah lebih tahu apa yang terbaik bagiku dimasa depan. Jika kini apa yang kulakukan belum terlihat hasilnya, semoga ikhtiar yang kujalani menjadi tabunganku buat ke syurga nanti. Itu saja.

Dan sehari sebelum kolokium aku tabrakan…yang membuat tubuh bagian kiriku terkilir, namun bersyukur sekali, Allah memampukan untuk bisa presentasi sesuai jadwal keesokan harinya dengan nilai yang memuaskan. Pasca kolokium akupun pulang untuk mengobati diri.

Semoga Aku Bisa Menyelesaikan Sekolahku Ini Semester Ini,Aaamin.

Pascasarjana Unand 4/2/17