Bismillahirrahmanirrahim

Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Pada awalnya saya tidak berminat untuk menulis tentang persatuan ini, karena banyak sekali artikel-artikel yang menjelaskan tentang hal ini, dalam alquranpun dijelaskan bahwa kita manusia diperintahkan untuk tidak bercerai berai tetapi bersatu dalam menjaga kekafahan agama islam ini. Saya sangat miris sekali saat hal itu saya lihat terjadi pada orang-orang yang sempat saya kagumi karena dakwahnya yang telah membantu saya mendapatkan hidayah untuk menutup aurat. Namun di media maya itu mereka seperti saling menjelekkan keyakinan satu sama lain, padahal mereka jelas sama-sama mengaku beragama Islam. Saya tidak tahu apa yang tengah ada dalam pikiran mereka, namun saya memilih untuk diam dari pada ikut menambah kekacauan pikiran yang tengah mereka buat, banyak mata yang membaca, tentunya akan menimbulkan presepsi yang berbeda bagi tiap orang. Dan saya sangat takut jika status dan perdebatan itu menjadikan orang awam tidak respect kepada Islam. 

Disebabkan karena pengetahuan tentang keislaman saya yang tidak seluas para ustadz yang memang belajar tentang hal tersebut, saya tidak ingin membahas tentang hal itu saat ini. Saya ingin sharing tentang pengaruh persatuan terhadap kesuksesan hidup.

Hikmah Hari ini “hujan yang mengguyur kota Padang, membuatku berjumpa dengan tukang pangsit di malam ini, apalagi kalau bukan untuk menikmati pangsit buatannya di saat dingin hujan begini, hasrat ingin makan begitu tinggi. Sembari aku menunggu ia membuatkannya, akupun bertanya

“Sudah berapa lama Bapak jualan gerobak pangsit ini pak?” Tanyaku

“Sudah, 22 tahun Dek” Jawab Si Bapak sambil merebus sayur pangsit

“Wah, seumuran saya Dong, Trus bapak tinggal dimana? udah punya rumah di padang dong Pak?” Lanjutku. “Belum Dek, kami masih ngontrak di Bandar Buat” Jawabnya santun. “Loh, kok bisa pak, seharusnya dengan jualan pangsit selama 22 tahun itu, bapak sudah bisa beli rumah lo” Tanyaku lagi. “Iyah, saya sudah bangun rumah di kampung Dek” lanjutnya singkat “Hah” akupun seketika ingat konsumenku, seorang jawa juga, dia juga puluhan tahun di Padang, dan punya rumah 2M di negeri jawa. “Ibaratnya burung Dek, kami ke sini hanya untuk cari uang, kalau rumah tetap dikampung” Lanjut Si Bapak. Saya Makin penasaran. “Bagaimana, kok orang jawa disini bisa makmur gajinya tu pak, pun kalau dari lihat penampilan pastilah orang takkan percaya, bapak punya rumah milyaran” Lanjutku. “Sambil nyengir dia bilang “Kami bersatu Dek” kami punya agenda tiap bulan, kami saling support dan saling bantu satu sama lain, makanya Allah juga lapangkan rejekinya”

Sejenak aku tersentak?? Apa yang dibicarakan bapak itu benar sekali, dan itu adalah fakta-fakta yang sellau kulihat. Dan kelemahanku saat ini adalah itu. Subhanallah, aku mendapatkan pelajaran paling berharga dari bapak tukang pangsit, semoga mulai saat ini, aku bisa menjaga persatuan dengan keluargaku, team dan masyarakat.

Berpeganglah Kamu Semuanya kepada Tali (agama) Allah, dan Janganlah Kamu Bercerai berai (QS : Ali Imran 103 )